POTENSI ALAM
Desa Ngindeng merupakan salah satu desa di provinsi Jawa Timur tepatnya terletak dipinggiran Kabupaten Ponorogo, Kecamatan Sawoo dengan Garis Lintang : -7.9430600 dan Garis Bujur : 111.5705600. Wilayah Desa Ngindeng ini cukup luas yaitu mencapai 527.000 ha dengan aliran sungai yang membentang disepanjaang desa, para warga desa biasa menyebutnya dengan sungai Keyang. Sungai ini sekaligus menjadi pembatas antar dusun di Desa Ngindeng yang terbagi menjadi 4 dusun yakni dusun Ngindeng 1, Ngindeng 2, Ngindeng 3, dan Krajan. Wilayah Desa Ngindeng ini juga terbagi menjadi 10 RW dan 22 RT. Perbatasan wilayah Desa Ngindeng berbatasan langsung dengan desa lainnya sebelah utara berbatasan dengan Desa Bondrang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Prayungan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Temon, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Kori.
Desa Ngindeng adalah desa yang berpotensi besar terhadap keindahan alamnya. Dalam peningkatan kualitas dan upaya pengembangan desa, pemerintah desa merumuskan visi, misi, dan tujuan desa. Visi Desa Ngindeng adalah “Menjadikan Desa Ngindeng yang maju, berkeadilan, berbudaya dan religius” sedangkan misi Desa Ngindeng adalah mewujudkan Desa Ngindeng menjadi desa yang maju dengan infrastruktur Desa Ngindeng yang berkeadilan yang berkesinambungan dan meningkatkan kualitas, kapasitas dan pembangunan manusia masyarakat Desa Ngindeng dengan spiritual, bersinergi dan berorientasi.
POTENSI MANUSIA
Desa Ngindeng, merupakan kawasan Pertanian maka Mata pencahariaan masyoritas masyarakat Desa Ngindeng yaitu sebagai petani dan peternak. Data jumlah penduduk pada tahun 2022 akhir mencapai 2.7775 jiwa, dengan jumlah laki-laki 1.372 jiwa dan perempuan 1.403 jiwa, dengan 986 jumlah kepala keluarga. Berikut merupakan indikator-indikator dalam mewujudkan desa Ngindeng yang berkembang ke arah kemajuan zaman, berkualitas dan berkapasitas :
Usia |
Laki-laki |
Perempuan |
Usia |
Laki-laki |
Perempuan |
0-6 Tahun |
113 |
71 |
41 – 55 Tahun |
324 |
319 |
7 – 12 Tahun |
86 |
86 |
56 – 65 Tahun |
146 |
167 |
13 – 18 Tahun |
98 |
104 |
66 – 75 Tahun |
130 |
125 |
19 – 25 Tahun |
134 |
117 |
>75 Tahun |
54 |
79 |
26 – 40 Tahun |
287 |
329 |
Total |
1.372 |
1.403 |
Tabel 1. pembagian penduduk berdasarkan usia pertahun 2022 (Data e-Suka Ponorogo)
Tingkat Pendidikan |
JUMLAH |
Tidak/Belum Sekolah | 597 |
Tamat SD/Sederajat | 1.017 |
SLTP/Sederajat | 615 |
SLTA/Sederajat | 299 |
Belum Tamat SD/Sederajat | 215 |
Diploma IV/Strata I | 25 |
Akademi/Diploma I, II/S. Muda | 6 |
Strata III | 1 |
2.772 |
Tabel 2 Pembagian Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan pertahun 2022 (Data e–Suka Ponorogo)
POTENSI SARANA PRASARANA
Desa Ngindeng memiliki sarana prasarana yang beragam. Sarana dan prasarana ini ditujukan sebagai penunjang kehidupan masyarakat desa Ngindeng itu sendiri. Dimana dalam segi transportasi darat, desa Grogol memiliki Jalan Desa berupa Aspal Sepanjang 4.000Km dengan 3,350 Km kondisi rusak. Panjang jalan makadam sepanjang 700Km dengan 0 Km kondisi rusak. Desa Juga memiliki Jembatan gantung sebanyak 1 Unit dengan kondisi rusak dan jembatan besi sebanyak 0 unit dengan 0 unit rusak.
Dalam prasarana komunikasi pun, terdata bahwa sinyal telepon sudah memasuki wilayah desa. Dalam sarana air bersih dan sanitasi pun, desa Ngindeng memiliki jumlah Sumur pompa sebanyak 21 Unit, sumur gali 320 unit, hidran umum 0 unit, PAH(pengolah air hujan) 0 unit, tangki air bersih 2 unit, embung 0 unit, mata air 0 unit, serta jumlah bangunan pengolahan air bersih/air minum sejumlah 0 unit. Desa Grogol memiliki Prasarana Sanitasi berupa Sumur resapan air rumah tangga sejumlah 321 unit, Jumlah MCK umum 1 unit, Pemilik jumlah jamban keluarga 1.231 KK. Dan memiliki saluran drainase dengan kondisi Baik. Para prasarana irigasi pun, desa memiliki panjang saluran primer sepanjang 5.735 m, panjang saluran sekunder 1.975 m, panjang saluran tersier 93.509 m, jumlah pintu sadap 3 unit, jumlah pentu pembagi air 6 unit serta saluran drainase 2 unit. Menjadikan desa Grogol sebagai desa dengan kondisi sarana prasarana air yang terbilang cukup baik.
Desa memiliki sarana peribadatan yang kami rasa cukup. Ketercukupan tersebut di dapat pada jumlah rumah ibadah masjid sejumlah 5 buah, langgar/surau/mushola sejumlah 7 buah yang tersebar di seluruh desa. Adapun sarana Keolahragaan desa berupa lapangan sepak bola sejumlah 1 buah, lapangan bulu tangkis sejumlah 0 buah, meja pingpong 4 buah, lapangan tenis 0 buah serta lapangan voli sejumlah 5 buah. Dalam sapras kesehatan, desa Ngindeng memiliki sarpras berupa Poliklinik/Polindes sejumlah 1 unit dengan jumlah bidan 1 orang dan perawat 0 orang yang mendiami desa. Dalam sarana prasarana Pendidikan, desa memiliki jumlah sebagai berikut:
Jenis |
Sewa |
Milik Sendiri |
1. Gedung kampus PTN |
0 |
0 |
2. Gedung Kampus PTS |
0 |
0 |
3. Gedung SMA/sederajat |
0 |
0 |
4. Gedung SMP/sederajat |
0 |
0 |
5. Gedung SD/sederajat |
0 |
2 |
6. Gedung TK |
0 |
2 |
7. Gedung Tempat Bermain Anak |
0 |
0 |
8. Jumlah Lembaga Pendidikan Agama |
0 |
4 |
9. Jumlah perpustakaan keliling |
0 |
0 |
10. Perpustakaan desa/kelurahan |
0 |
0 |
11. Taman bacaan |
0 |
1 |
Jumlah Total |
0 |
9 |
Tabel 3. Prasarana dan Sarana Pendidikan
Dalam pengambilan data sarana prasarana desa Ngindeng,desa memiliki gedung kantor dengan ketersediaan fasilitas berupa balai desa, listrik, air bersih serta telepon. Adapun fasilitas rumah dinas bagi kepada desa dan perangkatnya tidak kami temui. keterbatasan kami selaku tim riset menyebabkan ketersediaan data yang kurang memadai. Waktu yang kami rasa kurang, juga sumber data pokok yang tidak lengkap pun menjadikan penyajian data ada kurang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Diharap keterlibatan warga juga perangkat desa yang sangat aktif dapat membantu lebih dalam lagi.
POTENSI SOSIAL
Desa Ngindeng dipimpin oleh BIMA SAKTI PUTRA, S.Pd sebagai kepala Desa/Lurah, RIBUT, SE sebagai Sekertaris Desa/Kelurahan serta EDY SANTOSO sebagai ketu Badan Permusyawaratan Desa. Dalam segi kelembagaan, desa memiliki PKK dengan jumlah pengurus 14 orang , Rukun Warga dengan jumlah pengurus 10 orang, Rukun Tetangga dengan jumlah pengurus 22 orang, Organisasi Pemuda dengan pengurus 10 orang, dan Yayasan dengan jumlah pengurus 30 orang serta 3 kegiatan. Dalam kelembagaan adat, kami dapat bahwa desa tidak memiliki pemangku adat, kepengurusan adat, serta naskah-naskah adat. Dalam segi keamanan pun desa memiliki jumlah anggota satgas linmas sejumlah 22 personil dengan 15 pos kamling, menjadikan desa Ngindeng sebagai desa dengan tingkat keamanan yang cukup baik dengan bukti tidak adanya cacatan kasus masyarakat yang besar.
POTENSI EKONOMI
Tingkat perekonomian masyarakat Desa Ngindeng bertumpu pada sektor pertanian dan kehutanan, yang dikelola oleh GaPokTan (Gabungan Kelompok Tani) serta peternakan yang dikelola oleh kelompok peternakan, juga didukung dengan adanya pembangunan waduk Gondok sebagai sektor perekonomian di bidang pariwisata. Sektor wisata desa merupakan prioritas pengembangan Desa Ngindeng kedepan yang juga didukung dengan adanya monumen serta museum Jenderal Sudirman yang menjadi salah satu potensi wisata edukasi sejarah dan salah satu penunjang wisata selain Bendungan Bendo.
POTENSI KEBUDAYAAN
Kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat desa Ngindeng secara garis besar memiliki kebudayaan yang serupa seperti di seluruh desa di Kabupaten Ponorogo yang dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Jawa Tengah Masyarakat Ngindeng memberikan bantuan berupa bahan makanan; beras, gula, dan sejenisnya kepada keluarga, tetangga atau kenalan yang memiliki hajat pernikahan) dan sejarah (silaturahmi ke tetangga dan sanak saudara pada saat hari raya Idulfitri yang biasanya dilakukan dengan mendatangi rumah orang yang berumur lebih tua). Sedang dalam bidang kesenian, desa memiliki kesenian seperti Reog dan Gajahan. Kesenian Hadroh dan Rebana masih digandrungi oleh masyarakat desa.
POTENSI WISATA
Dalam potensi wisata, desa Ngindeng didata memiliki kawasan wisata berupa alam sekitar desa Ngindeng disamping Waduk Bendo. Berupa tanah asri yang dapat digunakan taman hutan ataupun tempat berkemah. Dengan UMKM yang berkembang dipinggiran waduk. Tidak hanya itu, museum Jenderal Sudirman juga salah satu kawasan ikonik bagi desa yang layak untuk dikunjungi.